Jumat, 24 April 2009

RENCANA PENGRUSAKAN MORAL OLEH KAFIR

Assalamu alaikum saudaraku sesama muslim.
Generasi muda, penjaga Islam. dimanapun berada.

Pernahkan Saudara mencermati

Hampir semua chanel TV yang di tonton menyiarkan ksah hidup selebritis, kisah hidup yang diharapak oleh orang-orang kafir akan menjadi panutan bagi setiap orang yang menontonnya.
TV tidak pernah mati atau berhenti walau waktu shalat telah datang. Paling-paling mereka hanya menyiarkan suara azan dengan latar belakang bernuansa Islami sebagai syarat bahwa mereka peduli dengan Islam.

Majalah, buku, cerpen, sampai ke koran. semuanya memuat berita tentang makhluk-makhluk dari "dunia tak nyata" itu.
Bahka kondisi terbaru. Sangat banyak sarana yang disediakan untuk bisa menjadi tenar/populer/ngetop. Sehingga ini bisa menjadi tujuan hidup dari banyak orang.

Apakah ini yang seharusnya kita jalani? Apakah "ketenaran/popularitas/best of the best" itu adalah tujuan hidup.
Jelas bukan. itu hanya perangkat dunia. Peangungan duniawi semata. Dimata Allah semua itu tidak akan mempunyai nilai apa-apa. Bahkan bisa jadi karena itulah nilai hukuman jadi bertambah.

Saudaraku. Tak pantas rasanya kalau saya mengkaji lebih jauh tentang rencana orang-orang kafir yang telah termaktup dalam “Perang Pemikiran’ setelah mereka merasa gagal dengan “Perang kekerasan pada Perang Salib”. Sangat banyak ulama yang lebih memahami sejarah ini. Bahkan Bapak Irwan Prayitno pun pernah menulisnya dan mengurakan dengan bahasa yang sangat bagus.

Disini saya hanya akan mengingatkan saudara, untuk sesegeramungkin kembali kepada Al Qur’an. Sebuah kitap yang nyata-nyata diturun untuk ketunjuk kehidupan. Kitab yang tidak ada keraguan di dalamya. (Q.S. 2: 2).

Semakin lama saudara menjauh dari Al Qur’an, maka akan semakin lama pula saudara mendapat petunjuk dari Allah.

Adakah mungkin tugas menjaga Islam ini akan dapat saudara jalankan, sementara saudara tidak mendekatkan diri dengan Petunjuk Islam itu sendiri.

Saudaraku, menjaga Islam tidak musti dalam bentuk jihat berkelompok, menjaga diri sendiri dari perlakuan menyimbang dari ajaran islam, sesungguhnyo telah bias di bahasakan sebagai jihat.

Pada saat sekarang ini dulu yang saya sampaikan. Semoga ada manfaatnya.

Amin

Wasalam,

Indra Wita

Tidak ada komentar: